PERTUMBUHAN TULANG
Perkembangan tulang pada embrio terjadi
melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis dan osteogenesis
enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan pendukung kolagen primitive
diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan
diganti pula menjadi jaringan tulang. Hasil kedua proses osteogenesis
tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya akan mengalami
remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk tulang
dewasa yang tersusun dari lamella tulang.
Kemudian,
resorpsi dan deposisi tulang terjadi pada rasio yang jauh lebih kecil
untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi karena fungsi dan untuk
mempengaruhi homeostasis kalsium. Perkembangan tulang ini diatur oleh
hormone pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex.
Jika
terjadi patah tulang, maka kerusakan akan menyebabkan perdarahan yang
biasanya akan diikuti oleh pembekuan. Kerusakan juga menyebabkan
kerusakan matriks dan sel – sel tulang di dekatgaris patah.Awal dari
proses perbaikan tulang dimulai dengan pembersihan dari bekuan darah,
sisa – sisa sel dan matriks yang rusak. Periosteum dan endosteum
disekitar tulang yang patah menanggapi dengan meningkatnya proliferasi
fibroblast sehingga terbentuklah jaringan seluler disekitar garis patah
dan di antara ujung – ujung tulang yang terpisah.Pembentukan tulang baru
berlangsung melalui penulangan enkhondral dan desmal secara simultan.
Untuk penulangan enkhondral didahului dengan terbentuknya kartilago
hialin yang berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai hasil
proliferasi fibroblast. Celah fragmen tulang sekarang diisi oleh
jaringan kartilago yang merupakan kalus. Jaringan tulang baru mengisi
celah diantara fragmen tulang membentuk kalus tulang dan menggantikan
kalus kartilago. Sel – sel osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum
akan menjadi osteoblas sehingga di daerah tersebut terjadi penulangan
desmal. Penulangan enkhondral berlangsung sebagai trabekula dalam
jaringan kartilago yang merupakan jaringan penopang sementara dalam
perbaikan patah tulang. Tekanan pada tulang selama proses penyembuhan
menyebabkan perbaikan bentuk tulang ke bentuk asalnya sehingga benjolan
kalus akhirnya akan lenyap melalui resorpsi.
Tingkat
Penyembuhan Pada Tulang Panjang menggambarkan kekuatan tubuh dalam
melakukan perbaikan tulang jika mengalami kerusakan, misalnya jika
terjadi fraktur. Setiap tulang yang mengalami cedera akan mengalami
proses penyembuhan. Fraktur tulang dapat mengalami proses penyembuhan
dalam 3 tahap besar yaitu fase inflamasi, fase perbaikan, dan fase
remodeling. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan meliputi :
faktor sistemik (umur, nutrisi, kesehatan umum, aterosklerosis,
hormonal, obat, rokok) dan faktor lokal (derajat trauma lokal, area
tulang yang terkena, kondisi tulang, derajat imobilisasi).
Penyembuhan
fraktur merupakan suatu proses biologis yang menajubkan. Tidak seperti
jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa
jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan
periosteum pada penyembuhan fraktur merupakan dasar untuk mengobati
fragmen fraktur. Proses penyembuhan pada fraktur mulai terjadi segera
setelah tulang mengalami kerusakan apabila lingkungan untuk penyembuhan
memadai sampai tejadi konsolidasi. Factor mekanis yang penting seperti
imobilisasi fragmen tulang secara fisik sangat penting dalam
penyembuhan, selain factor biologis yang juga merupakan suatu factor
yang sangat essential dalam penyembuhan fraktur. Proses penyembuhan
fraktur berbeda pada tulang kortikal pada tulang panjang serta tulang
kanselosa pada metafisis tulang panjang atau tulang pendek, sehingga
kedua jenis penyembuhan tulang ini harus dibedakan.
Tahapan
penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan
kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.
1.Tahap Hematoma dan Inflamasi.
Apabila
tejadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil yang
melewati kanalikuli dalam system haversian mengalami robekan dalam
daerah fraktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi fraktur.
Hematoma yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong
dan mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga
dapat terjadi ekstravasasi darah kedalam jaringan lunak.
Osteosit
dengan lakunannya yang terletak beberapa millimeter dari daerah fraktur
akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu daerah
cincin avaskular tulang yang mati pada sisi – sisi fraktur segera
setelah trauma. Waktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur terjadi
sampai 2 – 3 minggu.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari
dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi
perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat
patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena
terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh
magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah
tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
Dengan
adanya patah tulang, tubuh mengalami respon yang sama bila ada cedera
di tempat lain dalam tubuh. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang
cedera dan terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang. Ujung
fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah.
Tempat cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih
besar) yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi,
pembengkakan, dan nyeri. Tahap inflmasi berlangsung beberapa hari dan
hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri.
2.Tahap Proliferasi Sel.
Kira-kira
5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang
fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi,
dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast
(berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan
menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada
patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan
(osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang
rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah
tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus.
Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.
Pada
saat ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu
reaksi penyembuhan. Penyembuhan fraktur terjadi karena adanya sel – sel
osteogenik yang berproliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus
eksterna serta pada daerah endosteum membentuk kalus interna sebagi
aktivitas seluler dalam kanalis medularis. Apabila terjadi robekan yang
hebat pada periosteum, maka penyembuhan sel berasal dari diferansiasi
sel – sel mesenkimal yang berdiferensiasi kedalam jaringan lunak. Pada
tahap awal dari penyembuhan fraktur ini terjadi penambahan jumlah dari
sel – sel osteogenik yang memberi penyembuhan yang cepat pada jaringan
osteogenik yang sifatnya lebih cepat dari tumor ganas. Jaringan seluler
tidak terbentuk dari organisasi pembekuan hematoma suatu daerah fraktur.
Setelah beberapa minggu, kalus dari fraktur akan membentuk suatu massa
yang meliputi jaringan osteogenik. Pada pemeriksaan radiologist kalus
belum mengandung tulang sehingga merupakan suatu daerah radioluscen.
Pada fase ini dimulai pada minggu ke 2 – 3 setelah terjadinya fraktur dan berakhir pada minggu ke 4-8
3.Tahap Pembentukan Kalus.
Pertumbuhan
jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain
sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan
dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur.
Setelah
pembentukan jaringan seluler yang tumbuh dari setiap fragmen sel dasar
yang berasal dari osteoblast dan kemudian pada kondroblast membentuk
tulang rawan. Tempat osteoblas diduduki oleh matriks interseluler
kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam – garam kalsium pembentuk
suatu tulang yang imatur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkan
untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah
kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu
agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus.
Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.
Bentuk
tulang ini disebut moven bone. Pada pemeriksaan radiolgis kalus atau
woven bone sudah terlihat dan merupakan indikasi radiologik pertama
terjadinya penyembuhan fraktur.
4.Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi).
Woven
bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan – lahan diubah
menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadi
struktur lamellar dan kelebihan kalus akan di resorpsi secara
bertahap.Pada fase 3 dan 4 dimulai pada minggu ke 4 – 8 dan berakhir
pada minggu ke 8 – 12 setelah terjadinya fraktur.
Pembentukan
kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah
tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang panjang
orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai empat
bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah
bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
5.Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling).
Tahap
akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan
reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling
memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun – tahun tergantung
beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada
kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus – stres fungsional pada
tulang.
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru akan
membentuk bagian yang meyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi
tanpa kanalis medularis. Pada fase remodeling ini perlahan – lahan
terjadi resorpsi secara osteoklastik dan tetapi terjadi osteoblastik
pada tulang dan kalus eksterna secara perlahan – lahan menghilang. Kalus
intermediet berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi system
haversian dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk
membentuk sumsum.
Pada fase terakhir ini, dimulai dari minggu ke 8 – 12 dan berakhir sampai beberapa tahun dari terjadinya fraktur.
Tulang
kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada
tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.Selama
pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling
(pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang
tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses
antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan.
Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada
anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang
positif, sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative.
Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur.
Tahap
akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan
reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodelling
memerlukan waktu berbulan-bulan samapai bertahun-tahun tergantung
beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada
kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus, stress fungsional pada
tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih
cepat dari pada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak
langsung. Ketika remodeling telah sempurna, muatan permukaan patah
tulang tidak lagi bermuatan negatif.
Waktu penyembuhan fraktur
bervariasi secara individual dan berhubungan dengan beberapa factor
penting pada penderita, antara lain:
-Umur penderita
Waktu
penyembuhan tulang pada anak – anak jauh lebih cepat pada orng dewasa.
Hal ini terutama disebabkan karena aktivitas proses osteogenesis pada
daerah periosteum dan endoestium dan juga berhubungan dengan proses
remodeling tulang pada bayi pada bayi sangat aktif dan makin berkurang
apabila unur bertambah
-Lokalisasi dan konfigurasi fraktur
Lokalisasi
fraktur memegang peranan sangat penting. Fraktur metafisis
penyembuhannya lebih cepat dari pada diafisis. Disamping itu konfigurasi
fraktur seperti fraktur tranversal lebih lambat penyembuhannya
dibanding dengan fraktur oblik karena kontak yang lebih banyak.
-Pergeseran awal fraktur
Pada
fraktur yang tidak bergeser dimana periosteum intak, maka
penyembuhannya dua kali lebih cepat dibandingkan pada fraktur yang
bergeser. Terjadinya pergeseran fraktur yang lebih besar juga akan
menyebabkan kerusakan periosteum yang lebih hebat.
-Vaskularisasi pada kedua fragmen
Apabila
kedua fragmen memiliki vaskularisasi yang baik, maka penyembuhan
biasanya tanpa komplikasi. Bila salah satu sisi fraktur vaskularisasinya
jelek sehingga mengalami kematian, maka akan menghambat terjadinya
union atau bahkan mungkin terjadi nonunion.
-Reduksi dan Imobilisasi
Reposisi
fraktur akan memberikan kemungkinan untuk vaskularisasi yang lebih baik
dalam bentuk asalnya. Imobilisasi yang sempurna akan mencegah
pergerakan dan kerusakan pembuluh darah yang akan mengganggu penyembuhan
fraktur.
Bio Quantum System adalah solusi membantu anda mengontrol Tingkat Penyembuhan Tulang Panjang , selain itu Bio Quantum System
ini akan memberikan saran apa saja yang harus anda lakukan agar
mempercepat tingkat penyembuhan tulang panjang. Namun sudahkah anda
mengenal Bio Quantum System?Bio Quantum System
merupakan suatu inovasi baru dalam menangani masalah kesehatan.Alat ini
menggunakan system Resonance Magnetic yang bisa memeriksa Kondisi
kesehatan, organ tubuh, kandungan enzim+vitamin dan Mineral dalam tubuh
manusia dalam waktu 1 menit.
Selain itu Bio Quantum
memiliki keunggulan yaitu dapat memberikan laporan mengenai kenormalan
atau kinerja dari beberapa organ penting di dalam tubuh kita selain itu
alat ini juga memberikan saran untuk melakukan suatu tindakan agar organ
yang terdeteksi mengalami penurunan kinerja bisa kembali lagi berjalan
dengan optimal.
Bio Quantum System dapat memelakukan 39 pemeriksaan dan 260 sub pemeriksaan seperti:
-Peredaran Darah Di Jantung Dan Otak
-Fungsi Saluran Pencernaan
-Fungsi Hati
-Fungsi Usus Besar
-Fungsi Kantung Empedu
-Fungsi Pankreas
-Fungsi Ginjal
-Fungsi Paru
-Saraf Otak
-Penyakit Tulang
-Tingkat Kepadatan Tulang
-Penyakit Rematik Tulang
-Tingkat Pertumbuhan Tulang
-Gula Dalam Darah
-Kandungan Mineral
-Vitamin
-Asam Amino
-Koenzim
-Sistem Endokrin
-Sistem Kekebalan Tubuh
-Racun dalam tubuh
-Logam Berat
-Kualitas Fisik Dasar
-Alergi
-Kegemukan
-Kulit
-Mata
-Kolagen
-Saluran Dan Rangkaian
-Denyut Jantung dan Otak
-Lemak Darah
-Kelenjar Prostat
-Fungsi Seksual Pria
-Sperma dan Air Mani
-Elemen Manusia
-Organ Reproduksi Wanita
-Payudara
-Siklus Menstruasi
-Kesimpulan Pemeriksaan
Nah bagaimana cara menggunakan Bio Quantum System? klik kata "SUKSES"
Selain itu Bio Quantum System
sudah dilengkapi software versi 3.9.6 Bahasa Indonesia,sehingga lebih
mudah digunakan dan sangat direkomendasikan untuk seorang praktisi
kesehatan seperti dokter, akupuntur, terapis gizi, alternatif, holistik
praktisi, dll atau seorang networker produk kesehatan sebagai sarana
dalam meningkatkan omset penjualan produk kesehatan, karena Bio Quantum ini akan mempermudah melakukan pengecekan kondisi kesehatan dengan cepat dan mudah.
Masih
ragu berbelanja online di tempat kami? Jangan khawatir kami akan
berikan tips menarik agar anda tidak tertipu belanja di online. Silahkan
klik "PERCAYA"
Bila anda belum siap sembuh dari fraktur tulang. Jangan hubungi marketing terpercaya kami
Ahmad Nur Kholis
081213162228
085713162228
Tidak ada komentar:
Posting Komentar